Langsung ke konten utama

Welcome or Goodbye?

Ada masa dimana aku menyesal. Menyesal karena pernah mengenal, pernah cinta dan sayang, bahkan menyesal karena begitu percaya. Ada kalanya ingin berteriak, meneriaki diri sendiri, bersumpah pada diri sendiri, menangis sejadi-jadinya, meratapi hal yang sudah berlalu, terdiam membisu menyadari bahwa saat ini aku benar-benar terluka. Benteng yang selama ini dibangun berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bahkan sudah lebih dari setahun hancur berkeping-keping. Aku bisa apa?

"Ada banyak kenangan yang bisa kita ciptakan sendiri, setiap hari. Baik itu sedih maupun bahagia." 


Seiring berjalannya waktu aku berfikir, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk menjadi sepasang kekasih. Rasa suka dan sayang itu memang nyata adanya. Aku merasakan itu. Aku tahu ia pernah menjadi seseorang yang mencintaiku dengan tulus. Pernah menjadikan aku seseorang yang istimewa dengan perlakuannya yang begitu manis. Aku bersyukur pernah merasakan itu, sungguh.

Terkadang aku merasa sedikit malu dengan diri sendiri bahkan dengan dia. Dimana aku sangat menyukainya sehingga membuatku tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan betapa aku menginginkannya. Aku mengakui bahwa hal tersebut salah dan merusak harga diriku."Cinta itu buta, membuat kita kehilangan kendali." ya, benar saja aku begitu kehilangan kendali.

Hal indah yang pernah ku dapat darinya adalah rasa dimana aku begitu diinginkan olehnya. Bagiku hal tersebut adalah hal yang paling manis bagi banyak wanita diluar sana. Merasa diprioritaskan, keberadaan yang diakui, diperlakukan dengan baik, begitu disayang sehingga aku merasa terbang tinggi. Hey, sadarlah! Ternyata semua itu tidak bisa menjadi jaminan kau dan dia bersama selamanya. "Lho, bukannya dia sangat menginginkan mu? Kenapa tidak menjadi jaminan?" Karena hati manusia bisa berubah kapanpun dan dimanapun. Pada saat itu mungkin benar ia sangat menyayangiku, dan tentu saja rasa itu tersampaikan dengan baik. Namun, tidak ada jaminan hati manusia akan tetap sama tanpa sedikitpun noda. 

Kini ia berubah menjadi seseorang yang tak ku kenal. Tak pernah terbayang olehku pada akhirnya ia menjadi orang asing di dalam hidupku. Bertemu lagi setelah banyak hal yang dilewati membuatku terdiam dan berfikir bahwa kini yang kutemui bukanlah orang yang dulu saat pertama kali kutemui. Melainkan orang asing yang menjadi teman baru untukku. Kini ia menjadi laki-laki yang dicintai oleh orang lain, menjadi harapan wanita lain, dambaan orang lain, kesayangan orang lain, dan milik orang lain. Benar-benar membuatku ingin berteriak dan menangis! Mungkin aku bisa tersenyum sembari bercanda dengannya, namun hal tersebut sungguh sulit ku lakukan. Sungguh sangat sulit ku terima seseorang dihadapanku saat ini adalah orang yang dulu pernah menyayangiku, seseorang yang pernah memperhatikanku, yang pernah menjadikan aku seseorang yang begitu berharga. Sekarang aku bukan siapa-siapa, aku bukan lagi seseorang yang ia harapkan. Sakit mengetahui bahwa ada orang lain dihatinya. Dengan santainya ia bercerita tentang orang baru itu, hah.

Aku mungkin terlihat baik-baik saja saat menemuinya. Bercanda selayaknya teman, tersenyum dengan ramah. Namun sungguh aku tidak baik-baik saja. Aku manusia biasa yang tidak layak mendapat pujian atas perlakuanku atau keakrabanku dengan mantan. Orang lain berpikir bahwa aku dewasa karena berteman dengan "mantan". Nyatanya ada begitu banyak perasaan campur aduk, rasa ingin menangis disaat itu juga, membayangkan bahwa posisi tersebut sama sekali tidak menyenangkan, aku ingin lari.





一一一一一一一




Quotes by me.

Ini hati, bukan mainan, bukan juga tempat persinggahan. Berhentilah disini, mari kita saling menjaga hati, bukan untuk dimiliki bukan juga untuk disakiti. Tapi untuk kedamaian hati.

Jika tidak ada cinta, tiadakan saja. Jangan karena tidak ingin menyakiti kamu lupa, meski luka yang kamu beri bisa dimaafkan, ia tidak terlupakan.

Kamu tahu, hal yang paling menyenangkan itu ketika duduk disampingmu, bersandar dibahumu, menceritakan keluh kesahku, dan memperhatikan tingkahmu. Ada yang lebih indah dari itu, ketika kamu menggenggam tanganku, memelukku, merangkulku seakan tak ingin melepaskanku.

Dan begitulah ia, cinta itu penuh dengan cerita. Tak selamanya indah dan tak selamanya juga buruk. Maka nikmati setiap proses itu dengan ikhlas.

Goodbye.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Yang Ku Panggil Sayang Dengan Mesra

Dia si anak keras kepala dan si tukang ngegas . Begitulah aku menggambarkannya. Sosok laki-laki yang tak pernah terpikir olehku akan hadir mengisi sepinya hati. Tidak banyak yang istimewa tapi dengannya aku belajar tentang sabar dan mengalah. Bayangkan, aku yang tidak suka mengalah dan berjiwa bebas berakhir dewasa. Tapi dia adalah orang yang ku panggil sayang dengan penuh kehangatan. Aku selalu menunggu kabarnya, setiap hari. Aku ingin tau apa yang ia lakukan hari ini, apa yang membuatnya kesal, selalu ingin tau apa yang ia makan, dan bagaimana lelahnya ia bekerja hari itu. Terlihat membosankan, tapi bagiku penting. Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkannya, ada segala macam kecemasan yang menghantuinya. Menjadi dia tidaklah mudah. Aku memandangi wajah laki-laki itu dengan perasaan gundah. Bertanya-tanya ada apa dengan raut wajahnya itu. Apa yang sedang ia pikirkan? Kenapa selalu terlihat cemas? Dengan raut wajah itu aku tau bahwa otaknya tidak pernah berhenti berpikir. Rasanya i...

Dulu...

Dulu, aku punya seorang Ayah yang ku panggil Papa... Terlahir sebagai anaknya, aku merasa bangga. Memiliki sosok Papa yang sangat luar biasa, aku merasa menjadi anak yang paling istimewa. "Kamu anak siapa?" "Ohh kamu anaknya si fulan, ya? Wahh saya kenal baik dengan beliau." "Pantas saja namamu tak asing. Ternyata kamu anaknya si fulan..." Selalu begitu, dimana pun, dan kapan pun. Dulu, karena beliau aku suka nonton bola. Club favoritku adalah Persija. Ya, aku pernah menjadi the jack mania . Pemain kesukaanku adalah Bambang Pamungkas. Setiap pulang sekolah aku selalu menonton pertandingan bersama Papa. Tidak banyak bicara, namun sangat manis. Aku ingat Papa pernah memergoki ku membaca sebuah buku novel. Aku dimarahi karena dianggap belum cukup umur untuk membaca novel percintaan. Tapi mama membela dan Papa tetap tidak memperbolehkan. Lucu memang, tapi sangat manis. Ada juga momen yang paling ku ingat. Ketika aku baru saja sampai dirumah dari perjalanan ja...

576 Days

Aku hanya belum terbiasa sendiri tanpamu, setelah sekian lama aku terus bersamamu membuatku tak sanggup melepaskan semuanya. Tidak, aku harus sanggup. Bagaimanapun caranya aku harus mampu. Karena semuanya sudah tak seimbang. Aku bertahan hanya karena egoku yang tetap mencintainya sedangkan ada satu pihak yang tak seperti itu. Sesungguhnya itu adalah kode dimana kita disuruh untuk pergi. Pada dasarnya semua ini masih bisa berjalan mulus, hanya saja yang dicintai tak lagi mencintai. Hehe, semua sudah menjadi cerita. Cerita yang akan menjadi kenangan, yang selalu kutanamkan dalam hati bahwa aku pernah sangat mencintaimu. Aku sadar semua tak akan bisa menjadi baik, semua akan menjadi buruk. Ketika aku tahu bahwa kau pergi jauh dan tak kembali, tentu itu sangat membuatku terluka. Tapi mau tak mau aku harus merelakannya. Tentu saja merelakan kau pergi bersama orang yang saat ini membuat kau nyaman. Mungkin nyamannya lebih baik dari nyamanku. Sehingga kau pergi dan tak lagi memandangku....