Langsung ke konten utama

576 Days



Aku hanya belum terbiasa sendiri tanpamu, setelah sekian lama aku terus bersamamu membuatku tak sanggup melepaskan semuanya. Tidak, aku harus sanggup. Bagaimanapun caranya aku harus mampu. Karena semuanya sudah tak seimbang. Aku bertahan hanya karena egoku yang tetap mencintainya sedangkan ada satu pihak yang tak seperti itu. Sesungguhnya itu adalah kode dimana kita disuruh untuk pergi. Pada dasarnya semua ini masih bisa berjalan mulus, hanya saja yang dicintai tak lagi mencintai. Hehe, semua sudah menjadi cerita. Cerita yang akan menjadi kenangan, yang selalu kutanamkan dalam hati bahwa aku pernah sangat mencintaimu. Aku sadar semua tak akan bisa menjadi baik, semua akan menjadi buruk. Ketika aku tahu bahwa kau pergi jauh dan tak kembali, tentu itu sangat membuatku terluka. Tapi mau tak mau aku harus merelakannya. Tentu saja merelakan kau pergi bersama orang yang saat ini membuat kau nyaman. Mungkin nyamannya lebih baik dari nyamanku. Sehingga kau pergi dan tak lagi memandangku. Aku ingin melihat candamu yang dulu, yang pernah terlihat olehku saat kau masih bersamaku. Tapi itu tak pantas lagi untuk dikenang karena kau menyuruhku untuk tak mengingatnya. Ketika kau berkata untuk tidak akan bersamaku lagi dan menghapus semuanya, sesungguhnya saat itulah aku semakin terluka. Dan terlebih lagi yang semakin membuatku terluka adalah ketika kau bercerita tentang bagaimana kau bahagianya dekat bersama wanita lain. Sungguh kenyataan itu sangat pahit. Tapi, mau tak mau lagi-lagi aku harus terima. Mengerti bagaimana kamu yang dulu bukan berarti aku akan mengerti kamu yang sekarang. Karena kapasitas kita yang berbeda tak lagi membuat kita menyatu.
Allah marah dengan kita karena terlalu mencintai, sehingga Allah memisahkan kita dengan cara yang menyakitkan. Ini pelajaran, dimana suatu saat kita harus mengerti arti dicintai. Arti dimana dicintai itu lebih baik dari pada mencintai. Saat ini aku berusaha untuk tegar, mengikhlaskan kamu berasama orang yang kamu cintai. Berat? Pasti, menyakitkan? Jelas! Tapi ini semua takdir, dimana aku dan kamu tak bisa bersatu. Kita akan menjadi orang asing yang saling tak kenal. Kita akan menjauh menjadi orang yang tak perduli. Semua menjadi terbalik. Semua tak bisa disamakan lagi menjadi yang dulu ketika cinta, sayang, dan perhatian menyatu. Aku hanya akan menjadi orang yang mencintaimu dalam diam. Biarkan aku merasa sakit ketika melihatmu bahagia dengan wanita pilihanmu. Biarkan aku menangis menahan perihnya mencintaimu. Karena aku tau Tuhan tak pernah tidur, ia akan mendengar do’aku disaat aku lelah mencintaimu. Sungguh tak sanggup bagiku harus membayangkan kita menjadi dua orang asing yang tak saling perduli. Aku tak tau bagaimana rasanya mematikan rasa ini untuk membuatku lepas dari bayang-bayangmu. Ajarkan aku untuk ikhlas sayang, jika kau mengajarkan aku untuk jangan mengingatnya aku tak bisa. Karena semuanya terlalu indah. Aku sungguh bahagia mengenangnya walau saat mengenangmu selalu ada air mata yang mengiringi tapi aku tak apa, akan ada hasil dimana aku akan bahagia. Walaupun aku tau bahagiaku tak lagi bersamamu. Satu hal yang perlu kamu ketahui, percayalah aku adalah orang yang pernah sangat tulus mencintaimu. Aku adalah orang yang sangat menginginkanmu. Karena aku tau tak ada yang lebih baik selain dicintai. Tapi bedanya kita adalah, kau tak pernah berfikir begitu. Hanya aku yang terlalu sibuk mencintaimu. Hanya aku yang terlalu polos terus mempertahankanmu. Kamu tau, kamu adalah orang kedua yang telah membuat cerita ini semakin menarik. Tapi kamu adalah orang pertama yang membuat semuanya menjadi lebih indah.
                Kenapa aku tak bisa lagi mencintaimu? Kenapa aku harus berhenti mencintaimu? Apa kau terlalu membenciku sehingga aku tak pantas untuk dicintai? Apa aku tak pantas lagi untuk diperdulikan? Apa kamu tak mau lagi merasakan indahnya ketika kita saling mencintai? Aku lelah menangis sayang, aku ingin kamu tau bahwa aku terus menangis karenamu. Aku lelah mencintaimu dalam diam. Aku tak tau kapan semua rasa ini akan berakhir. Jika kamu bilang biarkan semuanya berjalan, iya aku akan membiarkan semuanya mengalir. Tapi tentu semua ini tak akan mungkin terlupakan. Dimana ada 576 hari saat kita bersama. Sungguh itu hari yang sangat menyenangkan. Terimakasih karena telah mengajarkanku arti mencintai. Terimakasih karena kamu pernah mencintaiku, yang pernah mengisi hari-hariku dengan manis penuh dengan cinta dan sayang. Terimakasih karena pernah menjadi orang yang paling aku sayang, yang selalu ada untukku, yang selalu berkorban untukku. Maaf jika aku terus mengenangmu, maaf karena itu membuatmu tak nyaman. Tapi biarkanlah aku begini, karena dengan semua ini aku tetap sadar bahwa cinta sejati itu kamu. Saat ini, saat dimana aku menuliskan semua cerita semuanya penuh dengar air mata. Maaf aku telah menangisimu. Ini bukan mauku, tapi ini adalah tuntutan hati dimana ia ingin menjerit. Sayang, aku percaya cintamu dulu adalah tulus. Kita sama-sama pernah saling mencintai dan sangat menyayangi. Maaf karena aku pernah melakukan kesalahan yang fatal sehingga membuat hatimu hancur dan menjadikan kita dua orang yang asing. Maaf aku telah menyakitimu. Karena aku, kau harus merasakan sakitnya. Karena aku telah membuat kita menjadi terpisah dan tak dapat menyatu. Maafkan aku karena menjadi penghancur.
                Aku hanya ingin bercerita bersamamu bagaimana indahnya kita dulu dan bagaimana sakitnya kita ketika bersama. Makan bersamamu, menyuapimu, memelukmu, bercanda denganmu, menangis bersamamu dan kau yang membasuh air mataku. Semuanya menjadi kenangan yang indah sayang. Aku yakin walaupun kita tak dapat bersama tapi hati akan terus menuntunmu untuk terus melihat dan merasakan cintaku. Tak apa bagiku harus melihatmu dari kejauhan. Kau tak perlu melihatku, cukup dengan merasakan bagaimana aku disini tetap mencintaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Yang Ku Panggil Sayang Dengan Mesra

Dia si anak keras kepala dan si tukang ngegas . Begitulah aku menggambarkannya. Sosok laki-laki yang tak pernah terpikir olehku akan hadir mengisi sepinya hati. Tidak banyak yang istimewa tapi dengannya aku belajar tentang sabar dan mengalah. Bayangkan, aku yang tidak suka mengalah dan berjiwa bebas berakhir dewasa. Tapi dia adalah orang yang ku panggil sayang dengan penuh kehangatan. Aku selalu menunggu kabarnya, setiap hari. Aku ingin tau apa yang ia lakukan hari ini, apa yang membuatnya kesal, selalu ingin tau apa yang ia makan, dan bagaimana lelahnya ia bekerja hari itu. Terlihat membosankan, tapi bagiku penting. Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkannya, ada segala macam kecemasan yang menghantuinya. Menjadi dia tidaklah mudah. Aku memandangi wajah laki-laki itu dengan perasaan gundah. Bertanya-tanya ada apa dengan raut wajahnya itu. Apa yang sedang ia pikirkan? Kenapa selalu terlihat cemas? Dengan raut wajah itu aku tau bahwa otaknya tidak pernah berhenti berpikir. Rasanya i...

Dulu...

Dulu, aku punya seorang Ayah yang ku panggil Papa... Terlahir sebagai anaknya, aku merasa bangga. Memiliki sosok Papa yang sangat luar biasa, aku merasa menjadi anak yang paling istimewa. "Kamu anak siapa?" "Ohh kamu anaknya si fulan, ya? Wahh saya kenal baik dengan beliau." "Pantas saja namamu tak asing. Ternyata kamu anaknya si fulan..." Selalu begitu, dimana pun, dan kapan pun. Dulu, karena beliau aku suka nonton bola. Club favoritku adalah Persija. Ya, aku pernah menjadi the jack mania . Pemain kesukaanku adalah Bambang Pamungkas. Setiap pulang sekolah aku selalu menonton pertandingan bersama Papa. Tidak banyak bicara, namun sangat manis. Aku ingat Papa pernah memergoki ku membaca sebuah buku novel. Aku dimarahi karena dianggap belum cukup umur untuk membaca novel percintaan. Tapi mama membela dan Papa tetap tidak memperbolehkan. Lucu memang, tapi sangat manis. Ada juga momen yang paling ku ingat. Ketika aku baru saja sampai dirumah dari perjalanan ja...